Bali mensucikan sapi, dan hanya mengolahnya pada acara keagamaan tertentu. Sebagai gantinya, mereka menggunakan daging babi.
"Selama ini, orang mengenal Bali karena kekuatan seafood-nya, padahal di Bali lebih banyak olahan daging babi dan penyu. Namun karena penyu sudah dilarang,kini daging babi lebih mendominasi," kata Chef Made Pasek dari Hotel Waka Gangga Bali, kepada Okezone saat ditemui di Hotel Le Grandeur, Jakarta, baru-baru ini.
Olahan daging babi kini hadir sebagai menu wajib di berbagai acara besar, seperti potong gigi, pernikahan, Ngaben, dan banyak lagi. Rupanya, ada cerita di balikpemilihan daging babi yang kini mendominasi kuliner Pulau Dewata.
“Menurut cerita, zaman dahulu ada kerajaan di Bali. Sang Raja sangat jahatkepada rakyatnya, kemudian datang Dewa Dharma, terjadilah peperangan. Raja itu kalah, rakyat kemudian mengadakan pesta. Pesta tersebut kini dinamakan Galungan. Di mana ada pesta rakyat atau acara besar lainnya sebagai pertanda kemenangan kebaikan atas kejahatan, pasti ada menu babi," lanjutnya.
Tak mengherankan bila harga daging babi melonjak bila hari besar tiba. Dia mengatakan, harganya bisa mencapai Rp40 ribu per kilogram dan Rp3 juta per ekor.
Chef Made menambahkan, daging babi merupakan menu sebagian masyarakat Balikarena mereka tidak mengonsumsi daging sapi dan daging kambing. "Kebanyakanmasyarakat Bali beternak babi. Kami tidak mengonsumsi daging sapi, kecuali parapemangku agama," tutupnya. | Johan Sompotan - Okezone
0 comments: