JAKARTA--Pengamat Politik Sukardi Rinakit mengungkap, kelemahan terbesar Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie atau Ical untuk mencalonkan Presiden adalah pada masalah kasus lumpur Lapindo.
"Kelemahan beliau soal Lapindo. Komunikasi politik yang diketahui masyarakat Lapindo dan selalu terkait dengan beliau," kata Sukardi kepada wartawam di gedung DPR RI Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Ical sering disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Pemilik mayoritas saham Lapindo Brantas adalah PT Energi Mega Persada, yang merupakan anak perusahaan Grup Bakrie milik Ical.
Enam tahun lalu, tepatnya 29 Mei 2006, lumpur panas menyembur dari sumur yang tengah ibor Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo. Hingga kini, semburan lumpur masih ada, dan telah merendam ribuan rumah, sawah, kebun dan fasilitas publik lainnya.
Masih banyak warga korban luapan lumpur yang melakukan protes kepada Bakrie Group, karena ganti rugi yang belum diterima.
Menurut Sukardi, dalam hal leadership Ical juga menjadi soal. "Di luar Lapindo, Ical tidak memiliki opsi kebijakan yang selama ini harusnya ditawarkan ke publik misal apakah dia pernah bicara beri solusi swasembada pangan, kenaikan harga minyak, dan lainnya," kata dia.
Tindakan konkrit sebagai calon pemimpin juga tidak diperlihatkan Ical. Dia mencontohkan janji Ical depan kader Golkar sebelum terpilih menjadi ketua umum yang akan membangun gedung tinggi buat rumah Golkar.
"Dana abadi buat kader Golkar juga dicatat fungsionaris partai dan belum terealisasi," katanya.
TRIBUNNEWS.COM
0 comments: