Berita Terkini :

FPI Beli 150 Tiket Konser Lady Gaga

Front Pembela Islam (FPI) Bekasi membuat langkah mengejutkan. Mereka ternyata ikut membeli tiket konser Lady Gaga. Total, FPI membeli 150 lembar. Ormas itu membeli tiket kelas Tribune 2 yang dibanderol Rp 465 ribu. Posisi kelas tersebut berada di tribune paling belakang arena Gelora Bung Karno, Senayan.

”Ini tiket asli, harganya Rp 400-an ribu. Kami punya 150 tiket,” jelas Ketua DPC FPI Kota Bekasi, Murhali Barda, Senin (21/5).

Murhali menunjukkan foto tiket dan seorang anggota FPI yang memakai sorban serta kacamata hitam lewat akun Facebook-nya. Status juga sudah dipasang, berbunyi ”Tiket LG sudah kami peroleh. Bukan untuk nonton, tapi ini tanda kami masuk. Apa yang akan terjadi, terjadilah dengan semua risiko kami sudah siap”.

Murhali menegaskan, tiket itu bukan untuk menyaksikan pentas Lady Gaga, melainkan sebagai cara masuk ke lokasi konser. Sasaran mereka bukan penonton, melainkan Lady Gaga dan para krunya. “Pokoknya kami sudah ada persiapan kalau konser itu digelar. Target kami menghentikan konser,” jelas Murhali.

Dia menekankan, para penonton tidak perlu takut terjadi kerusuhan. Sebanyak 150 anggota FPI pemegang tiket ini hanya ”ditugaskan” menggagalkan pentas Gaga.

“Mudah-mudahan konser tidak jadi. Kami sudah kirim surat ke Lady Gaga lewat teman-teman di Kanada. Kami juga berharap, kalau konser tidak jadi digelar, uang (tiket) harus dikembalikan,” tuturnya.

Rangkaian tur dunia Lady Gaga akan digelar pada 3 Juni mendatang di GBK Senayan. Polda Metro Jaya telah menegaskan tidak akan memberikan rekomendasi izin terkait konser itu. Sedang Menko Polhukam Djoko Suyanto menegaskan, konser masih mungkin digelar asal Lady Gaga bersedia menaati aturan yang berlaku.

Meski masih pro-kontra, perlengkapan konser Gaga ternyata sudah sampai di Jakarta. Hal itu dikemukakan oleh salah satu perwakilan promotor konser Big Daddy, Edi Purnomo.

“Alat-alat seperti bangku sudah siap, sudah datang,” ujar Edi saat ditemui di Gedung Nusantara III, DPR, Jakarta, kemarin.

Sementara sound system, menurut Edi, sudah disiapkan sejak jauh hari dan didatangkan langsung pihak Gaga. Sebagian juga sudah sampai ke Jakarta. “Waktunya sedikit lagi, jadi semua sudah dipersiapkan,” katanya.

Edi enggan menjelaskan di mana seluruh perlengkapan itu disimpan. Menurutnya yang terpenting saat ini adalah persetujuan izin mengenai konser tersebut. Mengenai penentangan FPI, Big Daddy Concerts pun mengaku sangat memahami.

“Kami menghormati pendapat Habib. Mungkin ada yang dikhawatirkan, tapi seharusnya bijaksana untuk setiap konsumen yang sudah membeli tiket,” ujar pengacara Big Daddy Concerts, Minola Sebayang.

Hadap DPR
Rombongan promotor kemarin memang menghadap DPR untuk meminta bantuan agar konser bisa terlaksana. “Tolong bapak Kapolda memberi kami ruang mediasi,” jelas Minola.

Terpisah, peneliti Setara Institute, Ismail Hasani, mengatakan, Polri adalah penegak hukum. Penegak hukum seharusnya menegakkan negara berdasarkan konstitusi dan UU, bukan opini atau tekanan kelompok tertentu. Bila ini yang terjadi, maka Polri tak bertaji menegakkan hukum.

Menurut Ismail, apa yang dilontarkan bahwa Lady Gaga adalah perusak moral sesungguhnya merupakan opini beberapa ormas Islam yang tidak bisa dijadikan dasar hukum.

Sementara mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi berpendapat, hak azasi manusia di Indonesia belum jelas kelaminnya.

”Apakah humanisme seperti yang dianut Gandhi, yaitu my nationality is my humanity, atau westernisme, artinya semua yang dari barat harus diterima dan yang menolak dicap melanggar HAM,” kata Hasyim Muzadi di Jakarta, Senin (21/5).

Menurut Hasyim, sejumlah kalangan selalu bicara kebebasan atas nama HAM, termasuk soal konser Lady Gaga. Namun dalam kasus tertentu mereka tak berani menyebut orang melanggar HAM.

”Kelompok ini tidak mungkin menngecap Israel melanggar HAM sekalipun mengebom di mana-mana,” katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini mengatakan, kenyataan di lapangan, kelompok yang paling getol menggunakan HAM adalah neolib dan neokom yang menggunting norma-norma agama.

”Inilah yang tecermin dari polemik Lady Gaga. Sebagian yang merasa tokoh agama pun bergaya western untuk memastikan keintelekannya dan humanismenya,” ujar dia.

Dia menambahkan, konser Lady Gaga menjadi ujian nyata pemerintah. Polisi bisa saja berubah pikiran karena tak kuat menahan serangan pihak-pihak yang sepakat terhadap konser.

”Dari sini diuji kelamin pemerintah via polri. Mau mengambil kelamin yang mana. Buat saya, sebaiknya Polri melarang. Toh yang teriak-teriak berselancar, akhirnya tidak tanggung jawab,” ungkapnya. |Suara Merdeka.com
Saat ini anda sedang membaca artikel FPI Beli 150 Tiket Konser Lady Gaga. Artikel ini telah di berikan rating 4.5 Oleh Kelulut Klanceng. Jika anda menyukai artikel FPI Beli 150 Tiket Konser Lady Gaga ini, mohon untuk menekan tombol like dan share yang telah kami sediakan untuk ikut menyebarkan artikel ini.
Bagikan Article :

0 comments: