Satu ekor ayam atau sapi betina diserbu ramai-ramai pejantan, tak pandang itu di kandang atau di jalanan umum, itu memang tradisi hewan yang tak punya akal. Namun jika satu orang gadis ABG ‘diserbu’ beberapa lelaki di ruang publik saat siang hari, itu benar-benar kelewatan, karena menyamai hewan. Dan itulah yang dilakoni beberapa anak punk di Langsa, hingga mereka diciduk Wihayatul Hisbah (WH) Dinas Syariat Islam Kota Langsa, Rabu (20/6).
Tragis dan memprihatinkan, karena gadis bau kencur yang tiba tiba hidup liar itu adalah Zubaidah (18), mengaku warga Bandar Baru, Pidie Jaya. Tak tahu kemana orang tua atau kerabat Zubaidah, hingga gadis itu liar tanpa kendali. Ia dimesrai secara beramai-ramai di Taman Bambu Runcing Kota Langsa.
Aparat WH Kota Langsa hanya berhasil menangkap lima orang, termasuk Zubaidah, ketika membubarkan acara mesum bak hewan tersebut. Sedangkan rekan mereka lainnya kabur.
Belakangan, petang harinya, para anak punk itu kembali menggeruduk WH Kota Langsa untuk membebaskan teman-temannya. Namun mereka balik kabur, ketika personil WH dibackup Satpol PP, menghadapi serbuan itu.
Kadis Syariat Islam Langsa, Drs H Ibrahim Latif MM, kemarin mengatakan, lima anak punk yang ditangkap WH tersebut adalah, Zubaidah (18) warga Bandar Baru, Pidie Jaya, Angga (21) warga Medan (Sumut), Junaidi (13) warga Medan, Daulat (30) warga Medan, dan Irwandi (26) warga Rantau Panjang Bayeun, Aceh Timur.
Mereka ditangkap di Taman Bambu Runcing Langsa, sekitar pukul 15.00 WIB sore, karena terbukti sedang melakukan khalwat (berpeluk-pelukan) antara wanita dan lelaki.
Abdul Latif menambahkan, penangkapan anak punk tersebut setelah adanya laporan warga yang memberitahukan sedang ada praktik khalwat atau pelanggaran Syariat Islam di taman Bambu Runcing, yang pelakunya tak lain adalah anak punk.
Menurut Kadis, keberadaan anak punk di Kota Langsa ini terorganisir, dan selama ini mereka terus mencari anggota dengan merekrut anak-anak setempat atau anak Aceh yang berasal adri luar Kota Langsa. Buktinya anak punk yang ditangkap selama ini, sebagian besar merupakan anak punk dari Sumut, dan anak punk sebagian kecilnya mengaku baru saja ikut bergabung dengan komunitas tersebut.
Ibrahim Latif menambahkan, ke lima anak punk tersebut telah dipulangkan ke daerah tempat tinggalnya masing-masing, pada Rabu (21/6/2012) sore. Setelah membuat surat pernyataan tidak akan kembali lagi ke Langsa. | TRIBUNNEWS.COM
Tragis dan memprihatinkan, karena gadis bau kencur yang tiba tiba hidup liar itu adalah Zubaidah (18), mengaku warga Bandar Baru, Pidie Jaya. Tak tahu kemana orang tua atau kerabat Zubaidah, hingga gadis itu liar tanpa kendali. Ia dimesrai secara beramai-ramai di Taman Bambu Runcing Kota Langsa.
Aparat WH Kota Langsa hanya berhasil menangkap lima orang, termasuk Zubaidah, ketika membubarkan acara mesum bak hewan tersebut. Sedangkan rekan mereka lainnya kabur.
Belakangan, petang harinya, para anak punk itu kembali menggeruduk WH Kota Langsa untuk membebaskan teman-temannya. Namun mereka balik kabur, ketika personil WH dibackup Satpol PP, menghadapi serbuan itu.
Kadis Syariat Islam Langsa, Drs H Ibrahim Latif MM, kemarin mengatakan, lima anak punk yang ditangkap WH tersebut adalah, Zubaidah (18) warga Bandar Baru, Pidie Jaya, Angga (21) warga Medan (Sumut), Junaidi (13) warga Medan, Daulat (30) warga Medan, dan Irwandi (26) warga Rantau Panjang Bayeun, Aceh Timur.
Mereka ditangkap di Taman Bambu Runcing Langsa, sekitar pukul 15.00 WIB sore, karena terbukti sedang melakukan khalwat (berpeluk-pelukan) antara wanita dan lelaki.
Abdul Latif menambahkan, penangkapan anak punk tersebut setelah adanya laporan warga yang memberitahukan sedang ada praktik khalwat atau pelanggaran Syariat Islam di taman Bambu Runcing, yang pelakunya tak lain adalah anak punk.
Menurut Kadis, keberadaan anak punk di Kota Langsa ini terorganisir, dan selama ini mereka terus mencari anggota dengan merekrut anak-anak setempat atau anak Aceh yang berasal adri luar Kota Langsa. Buktinya anak punk yang ditangkap selama ini, sebagian besar merupakan anak punk dari Sumut, dan anak punk sebagian kecilnya mengaku baru saja ikut bergabung dengan komunitas tersebut.
Ibrahim Latif menambahkan, ke lima anak punk tersebut telah dipulangkan ke daerah tempat tinggalnya masing-masing, pada Rabu (21/6/2012) sore. Setelah membuat surat pernyataan tidak akan kembali lagi ke Langsa. | TRIBUNNEWS.COM
0 comments: